Sahabat Ihram, bulan Syawal juga memberikan banyak penawaran pahala bagi siapa saja yang serius untuk mendapatkannya. Salah satu amalan yang pahalanya seperti berpuasa selama satu tahun adalah puasa 6 hari di bulan Syawal. Sungguh luar biasa apabila kita bisa melaksanakan sunah dan mendapatkan keutamaan puasa 6 hari di bulan Syawal itu.
Bagaimana tata cara puasa 6 hari di bulan Syawal? Simak penjelasan lengkapnya…
1. Puasa 6 hari di bulan Syawal
Setelah berakhirnya Ramadhan, Allah berikan peluang mendapat pahala bagi siapapun yang mengharap ridho-Nya. Sebagaimana hadits berikut ini yang artinya, “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim no. 1164).
Puasa 6 hari di bulan Syawal itu pahalanya seperti berpuasa setahun penuh. Allah Maha Baik, memberikan balasan berkali-kali lipat. Apakah kita tidak tergoda dengan balasan terbaik yang sudah Allah siapkan untuk kita? mari berpuasa Syawal…
2. Sempurnakan puasa Ramadhan terlebih dahulu (bayar utang puasa atau qadha puasa Ramadhan)
Sebelum melaksanakan puasa Syawal, sebaiknya kita sempurnakan dahulu puasa Ramadhan. Jika ada utang maka dibayar atau diqadha dahulu. Baru kemudian melaksanakan puasa Syawal.
Sebagaimana perkataan Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah, “Siapa yang mempunyai kewajiban qodho’ puasa Ramadhan, hendaklah ia memulai puasa qodho’nya di bulan Syawal. Hal itu lebih akan membuat kewajiban seorang muslim menjadi gugur. Bahkan puasa qodho’ itu lebih utama dari puasa enam hari Syawal.” (Lathoiful Ma’arif, hal. 391)
3. Lebih utama dilakukan sehari setelah Idul Fitri, namun tidak mengapa jika diakhirkan asalkan masih di bulan Syawal
Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Para fuqoha berkata bahwa yang lebih utama, enam hari di atas dilakukan setelah Idul Fithri (1 Syawal) secara langsung. Ini menunjukkan bersegera dalam melakukan kebaikan.” (Syarhul Mumti’, 6: 465)
Namun, jika masih ada utang puasa sebaiknya mengqhadanya, sempurnakan puasa Ramadhan terlebih dahulu.
4. Lebih diutamakan dilakukan secara berurutan, namun tidak mengapa jika dilakukan tidak berurutan
Syaikh Ibnu ‘Utsaimin juga berkata, “Lebih utama puasa Syawal dilakukan secara berurutan karena itulah yang umumnya lebih mudah. Itu pun tanda berlomba-lomba dalam hal yang diperintahkan.” (Syarhul Mumti’, 6: 465)
Namun, jika melaksanakan puasa Syawal tidak berururan tidak mengapa, yang terpenting kita sudah berusaha melakukan ibadah dengan cara terbaik.
5. Boleh berpuasa Syawal pada hari Jumat dan Sabtu
Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, “Ulama Syafi’iyah berpendapat bahwa dimakruhkan berpuasa pada hari Jum’at secara bersendirian. Namun jika diikuti puasa sebelum atau sesudahnya atau bertepatan dengan kebiasaan puasa seperti berpuasa nadzar karena sembuh dari sakit dan bertepatan dengan hari Jum’at, maka tidaklah makruh.” (Al Majmu’ Syarh Al Muhaddzab, 6: 309).
Diperbolehkan berpuasa Syawal pada hari Jumat dan Sabtu, karena bertepatan dengan kebiasaan.
Mari berpuasa Syawal, jangan sia-siakan kesempatan terbaik untuk mendapatkan pahala terbaik. Semoga bermanfaat.