Gambar: renovasi-besar-masjidil-haram

Pada awal didirikannya hingga saat ini, Masjidil Haram mengalami renovasi dalam 5 masa, dan setiap  masa memiliki kekhasan dan keunikan tersendiri. 

Seperti apa renovasi besar Masjidil Haram ? Dan bagaimana perubahannya ? simak selengkapnya.

- Beberapa renovasi yang terkenal : 

1. Tahun 17 H/638 M (Masa Umar Bin Khattab)

Umar Bin Khattab membeli rumah-rumah yang menempel dengan Masjidil Haram dan menghacurkannya. Serta memasukkan area tanahnya ke dalam Masjidil Haram, mengubininya dengan hamparan kerikil, kemudian dia membangun tembok mengelilingi masjid setinggi kurang satu depa (6 kaki), dan membuatkan beberapa pintu, dan lampu-lampu minyak penerang masjid diletakkan di dinding ini, diperkirakan luas tambahan ini adalah 840 m². 

2. Tahun 65 H/ 684 M (Masa Abdullah bin Zubair)

Setelah Abdullah bin Zubair menyelesaikan pemugaran Ka'bah, kemudian memperluas Masjidil Haram dengan sangat besar, sehingga menuntut untuk memberikan atap di sebagian darinya, diperkirakan perluasan ini mencapai 4050 m².

3. Tahun 91 H/709 M (Khalifah Kesultanan Umayyah Umawi Walid bin Abdul Malik)

Khalifah Kesultanan Umayyah Umawi Walid bin Abdul Malik memerintahkan untuk perluasan Masjidil Haram, dan membangunnya dengan bangunan yang kokoh, dan mendatangkan pilar-pilar marmer dari Mesir dan Syam, dan ujungnya diberi lempengan emas, dan masjid diatapi dengan kayu sajj (semacam kayu jati) yang dihiasi. Dan dibuat untuknya beranda, di temboknya diberi lengkungan dan di alas lengkungannya di beri mosaik (kepingan batu), perluasaan ini adalah untuk bagian timur, diperkirakan tambahan ini seluas 2300 m².

4. Tahun 137 H/754 M (Khalifah Kekhalifahan Abbasiyah Abu Ja'far an-Nilansyur al-Abbasi)

Khalifah Kekhalifahan Abbasiyah Abu Ja'far an-Nilansyur al-Abbasi memerintahkan untuk memugar Masjidil Haram dan memperluasnya serta menghiasinya dengan emas dan mosaik, dan dia adalah orang pertama yang menutup Hijir Ismail dengan marmer, diperkirakan tambahan ini seluas 4700 m².

5. Tahun 979H/1571 M (Sultan Salim Al Utsmani) 

Sultan Salim Al Utsmani memugar bangunan masjid secara total, tanpa menambah di luasnya, dan bangunan ini tetap ada sampai sekarang dikenal dengan bangunan Utsmaniyyah. 

Pada 1579, Sultan Selim II dari Kesultanan Utsmaniyyah menugaskan arsitek ternama Turki, Mimar Sinan untuk merenovasi Masjidil Haram. Sinan mengganti atap masjid yang rata dengan kubah lengkap dengan hiasan kaligrafi di bagian dalamnya.

Sinan juga menambah empat pilar penyangga tambahan yang disebut-sebut sebagai rintisan dari bentuk arsitektur masjid-masjid modern. Pada tahun 1621 dan 1629, banjir bandang melanda Mekah dan sekitarnya, mengakibatkan kerusakan pada Masjidil Haram dan Kakbah. Pada masa kekuasaan Sultan Murad IV tahun 1629, Kakbah dibangun kembali dengan batu-batu dari Mekah, sedangkan Masjidil Haram juga mengalami renovasi kembali.

Pada renovasi tersebut, ditambahkan tiga menara tambahan sehingga keseluruhan menara menjadi tujuh. Marmer pelapis lantai pun diganti dengan yang baru. Sejak saat itu, arsitektur Masjidil Haram tak berubah hingga hampir tiga abad.

6. Tahun 2015 (Proyek pembangunan di bawah Raja Salman bin Abdulaziz)

Tahta Kerajaan Arab Saudi jatuh ke tangan Salman bin Abdul Aziz, setelah Raja Abdullah wafat. Raja Salman, pada bulan Juli 2015 lalu, meluncurkan lima proyek ekspansi Masjidil Haram agar bisa mengakomodasi lebih dari 1,6 juta jamaah haji.

Proyek ini mencakup pembangunan gedung, terowongan, gedung-gedung tempat tinggal bagi jamaah haji, serta sebuah jalan lingkar. Perluasan bangunan mencakup 1,47 juta meter persegi dan pembangunan 78 gerbang baru. Sebanyak enam lantai untuk shalat untuk sembahyang, 680 eskalator, 24 elevator untuk jamaah berkebutuhan khusus, 21.000 toilet dan tempat wudhu.

Nilai proyek yang sudah digelar pada tahun 2011 oleh Raja Abdullah ini mencapai 26,6 miliar Dolar AS. Pemegang tender proyek raksasa ini adalah Binladin Group.