Gambar: sunah-ketika-mendengar-adzan

Ketika kita mendengar adzan di manapun tempatnya, baik di kantor, sekolah, kampus, di jalan, kendaraan, apalagi di masjid bahkan di masjid Nabawi dan masjidil Haram, maka disunahkan melakukan hal-hal berikut ini.

Apa saja yang disunahkan ketika mendengar adzan ? simak penjelasan lengkapnya...

Sebagaimana hadits berikut

مَنْ قَالَ حِينَ يَسْمَعُ النِّدَاءَ اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِى وَعَدْتَهُ ، حَلَّتْ لَهُ شَفَاعَتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ

yang artinya, "Jika kalian mendengar muadzin, maka ucapkanlah seperti apa yang diucapkan oleh muadzin. Kemudian bershalawatlah untukku. Karena siapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat padanya (memberi ampunan padanya) sebanyak sepuluh kali. Kemudian mintalah wasilah pada Allah untukku. Karena wasilah itu adalah tempat di surga yang hanya diperuntukkan bagi hamba Allah, aku berharap akulah yang mendapatkannya. Siapa yang meminta untukku wasilah seperti itu, dialah yang berhak mendapatkan syafaa'tku." (HR. Muslim no. 384)

Hadits lain ada juga amalan sesudah mendengarkan adzan jika diamalkan mendapatkan ampunan dari dosa. Sebagaimana hadits berikut ini, 

مَنْ قَالَ حِينَ يَسْمَعُ الْمُؤَذِّنَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولاً وَبِالإِسْلاَمِ دِينًا. غُفِرَ لَهُ ذَنْبُهُ

“Siapa yang mengucapkan setelah mendengar azan: Asyhadu alla ilaha illallah wahdahu laa syarika lah wa anna muhammadan ‘abduhu wa rasuluh, radhitu billahi robbaa wa bi muhammadin rosulaa wa bil islami diinaa (artinya: aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah, tidak ada sekutu baginya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, aku ridha sebagai Rabbku, Muhammad sebagai Rasul dan Islam sebagai agamaku), maka dosanya akan diampuni.” (HR. Muslim no. 386)

Dari 'Abdullah bin 'Amr bahwa seseorang pernah berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya muadzin selalu mengungguli kami dalam pahala amalan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, " 

Ucapkanlah sebagaimana disebutkan oleh muadzin. Lalu jika sudah selesai kumandang adzan, berdoalah, maka akan diijabahi (dikabulkan)." (HR. Abu Daud no. 524 dan Ahmad)

Inilah sunah ketika mendengar adzan, 

1. Menjawab Adzan seperti Muadzin

Menjawab Adzan seperti Ucapan Muadzin, kecuali pada lafazh "Hayya 'alash shalah" dan "Hayya 'alal falah". Pada keduanya kita mengucapkan : 

لاَحوْلَ وَلاَ قُوَّة اِلاَّبِاللّهِ 

"Tidak ada daya dan kekuatan selain dengan pertolongan Allah". (Syarh Muslim IV/85-86, no. 385)

2. Membaca Dzikir setelah Adzan

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

رَضِيتُ بِاللهِ رَبًّا،  وَبِاْ لإِسْلاَمِ ِ دِينًا، وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا

"Dan aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berkah diibadahi dengan benar kecuali Allah Yang Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku juga bersaksi bawa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya. Aku meridhoi Allah sebagai Rabbku, Islam sebagai agamaku dan Muhammad sebagai Rasulku." (HR. Muslim no. 386, Abu Dawud no 525, dan At-Tirmidzi no. 210)

3. Bershalawat setelah Adzan

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

"Ya Allah, berikanlah shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau memberikan shalawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau memberkahi Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia." (HR. Bukhari no. 3370 dan Muslim no. 406)

4. Mengucapkan Doa setelah Adzan

اللهم رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ اَلتَّامَّةِ وَالصَّلَاةِ الْقَائِمَةِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَالدَّرَجَةَ الرَّفِيْعَةَ وَابْعَثْهُ الْمَقَامَ المَحْمُودَ الَّذِيْ وَعَدْتَهُ إِنَّكَ لَا تُخْلِفُ الْمِيْعَاد

"Ya Allah, Rabb Pemilik panggilan yang sempurna ini (adzan) serta shalat fardhu yang didirikan. Berilah al-Wasilah (derajat di Surga) dan keutamaan bagi muhammad. Bangkitkanlah beliau hingga menempati maqam (tempat) terpuji yang telah Engkau janjikan". (HR. Bukhari no. 614, Abu Dawud no. 529)

5. Berdoa Sesuai Keinginan

Dari Anas bin Malik pula, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الدعاء لا يرد بين الأذان والإقامة

“Doa yang tidak mungkin tertolak adalah ketika antara adzan dan iqamah” (H.R. At-Tirmidzi, hadits hasan shahih).

Berdoalah sesuai kebutuhan pada waktu adzan dan iqamah, karena waktu itu adalah waktu ijabahnya doa. 

Semoga bermanfaat.